Tips Menghafal Al-Qur’an Agar Melekat Di Hati
Salah satu program belajar yang ada di Pesantren Daarul Shafa adalah Takhossus Tahfidz Al-Qur’an selama 40 hari. Sudah pernah mendengarnya, bukan? Program ini telah berjalan kurang lebih setahun belakangan. Alhamdulillah saat ini, ketika artikel ini ditulis, program ini baru saja mewisuda santri takhossus angkatan ke-VII.
Bagaimana sih, cara berjalannya program ini? ‘Kan para santri masih sekolah? Baiklah, Mimin jelaskan sedikit, ya. Jadi, Sebagian santri dipilih oleh Para Asatidz berdasarkan kemampuan individual santri. Kurang lebih sekitar sepuluh hingga lima belas santri yang dipilih untuk mengikuti program ini dalam setiap angkatan. Bergantian antara santri banin (putra) dan banat (putri) dalam setiap periodenya.
Santri-santri yang telah dipilih ini dikarantina dalam satu lantai khusus selama empat puluh hari. Selama dikarantina inilah mereka fokus menghafal ayat-ayat Al-Qur’an tanpa diganggu dengan kegiatan lain. Orangtua pun tidak diperkenankan bertemu sebelum selesai masa karantina.
Diharapkan selama masa karantina ini, para santri mampu menghafal hingga lima juz AL-Qur’an bahkan lebih. Ini bergantung juga pada keseriusan mereka dalam menjalankan program ini dan pendampingan yang dilakukan.
Berikut ini Mimin berikan tips agar hafalan Al-Qur’an kuat menempel di otak sehingga tidak mudah lupa.
- Niat. Tanpa niat yang sungguh-sungguh mungkin kita tidak akan berhasil dalam hal apapun. Betul? Maka, perbaiki niat menghafal dan perbarui terus secara berkala. Niatkan untuk mengharap ridho Allah dan membahagiakan orangtua. Insya Allah dengan begitu prosesnya akan dimudahkan. Bukankah menjadi suatu kebanggaan jika kelak kita sebagai anak berhasil mempersembahkan jubah dan mahkota kehormatan untuk orangtua kita di surga?
- Shalat Malam. Rutin mendirikan shalat Tahajjud dan berdoa dengan sungguh-sungguh dapat menjadi penolong dan penguat motivasi diri kita, lho.
- Sabar Dalam Mengulang Hafalan. Kunci proses menghafal Al-Qur’an agar berhasil adalah sering mengulang dengan sabar. Baik ketika baru menghafal maupun ketika menjaga hafalan (muroja’ah).
- Cermat Dalam Menghafal. Banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang mirip satu dengan yang lainnya terkadang dapat mengecoh para penghafal Al-Qur’an. Maka dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam hal ini. So, perhatikan dengan detil ketika menghafal, ya.
- Memahami Arti Bacaan. Meskipun ini tidak wajib namun jika kita tahu arti ayat-ayat yang kita baca dan hafalkan, kita jadi tahu alur kandungan ayatnya. Hal ini bisa menjadi pengingat atau kata kunci ketika lupa. Tentunya memudahkan dalam proses menghafal juga, donk.
- Menjaga Pandangan Dari Perkara Yang Diharamkan. Ketika kita melihat sesuatu yang diharamkan, selain sulit menghafal, hafalan yang sudah ada pun bisa hilang. Ilmu adalah cahaya yang tidak akan datang kepada orang yang bermaksiat. Betul?
- Menjaga Ucapan dan Lingkungan Pergaulan. Menjaga diri agar hanya mengucapkan yang baik-baik saja dan bergaul di lingkungan yang baik membantu memudahkan proses menghafal Al-Qur’an. Jangan lupa untuk memperbanyak mendengarkan bacaan Al-Qur’an, ya.
- Minta doa dan restu dari Orangtua. Ini sangat penting karena ridho mereka adalah ridho Allah jua.
Nah, itu tadi delapan tips yang insya Allah mudah dipraktekkan. Semoga tetap istiqomah intens berinteraksi dengan AL-Qur’an baik di pesantren maupun di rumah. Ada satu catatan penting yang tak boleh ketinggalan, yaitu sebelum mulai menghafal Al-Qur’an bacaan kita harus benar dulu. Maka dari itu penting adanya tahsin (memperbaiki bacaan sesuai makhroj dan tajwid). Jika tidak, bisa terjadi kesalahan bunyi ayat yang dihafal dan ini merupakan kesalahan yang fatal. So, kamu udah tahsin, kan?